Sabtu, 21 Mei 2016

Keutamaan Shalat Tasbih



Sholat Tasbih merupakan salah satu Sholat sunnah yang Sangat di anjurkan oleh Rosululloh SAW untuk dilaksanakan karena sangatlah besar Faedah yang didapat
. Diantaranya, Alloh akan mengampuni Dosa-dosa kita, menarik segala kebaikan dan kebahagiaan serta menghindarkan kita dari segala macam musibah, Bala’ dan bermacam-macam keburukan.
Perlu diketahui juga, sholat tasbih ini merupakan pesan Rosululloh kepada Pamannya Sahabat Sayyidina Abbas RA. Yang kurang lebih artinya demikian :
“Rosululloh SAW Bersabda Kepada Pamannya Sayyidina Abbas RA. Wahai Paman, Maukah Engkau Aku Beri Sesuatu? Maukah Engkau Aku Hadiahkan Sesuatu? Maukah Engkau Aku Melakukan Untukmu Sepuluh Hal? Dan Jika Engaku Lakukan Hal Itu Maka Alloh Akan Mengampuni Segala Dosa-Dosamu Yang Awal Sampai Akhir, Yang Sudah Lama Engkau Lakukan Atau Yang Baru, Yang Sengaja Engakau Lakukan Atau Tidak, Baik Dosa Kecilmu Maupun Dosa Besar. Yang Tersembunyi Maupun Yang Tampak Dengan Melakukan 10 Hal. Yaitu Dengan Melaksanakan Sholat Empat Rakaat Setiap Rakaat Engkau Baca Al-Fatihah Dan Satu Surat Dari Surat-Surat Al-Qur’an Dan Jika Selesai Dari Membaca Keduanya Pada Awal Rakaat Tersebut Maka Bacalah Pada Saat Engkau Masih Berdiri.(SUBHAANALLAH WAL HAMDU LILLAAH WALAA ILAAHA ILLALLAHU WALLAHU AKBAR)
15 Kali, Kemudian Setelah Itu Kamu Laksanakan Ruku’ Dan Bacalah Tasbih Tadi Ketika Kamu Masih Dalam Keadaan Ruku’ Sebanyak 10 Kali, Setelah Itu Kamu Angkat Kepalamu Dari Ruku’ Untuk I’tidal Dan Bacalah Tasbih Tersebut Ketika Itu 10 Kali, Kemudian Kamu Sujud Dan Saat Sujud Kamu Baca Tasbih Itu Juga 10 Kali, Kemudian Kamu Bangun Dari Sujud Pertamamu Juga Bacalah Tasbih 10 Kali, Dan Kemudian Lakukan Lagi Sujud Untuk Yang Kedua Kali Dan Baca Tasbih Itu Sebanyak 10 Kali,  Kemudian Kamu Bangun Dari Sujud Keduamu Dan Baca Lagi Tasbih Itu Sebanyak 10 Kali, Maka Jumlah Keseluruhan Tasbih Yang Kamu Baca Adalah 75 Kali Dan Kamu Lakukan Seperti Itu Dalam Empat Rakaat. Dan Jika Kamu Dapat Melakukan Itu Semua Setiap Hari Maka Lakukanlah, Dan Jika Kamu Tidak Mampu, Maka Lakukanlah Setiap Minggu, Dan Jika Tidak Mampu Lakukanlah Setiap Bulan, Dan Jika Tidak Mampu Makan Kamu Lakukanlah Walaupun Setiap Tahun Sekali, Dan Kalau Tidak Mampu Juga, Maka Lakukanlah Walaupun Satu Kali Dalam Seumur Hidupmu”.Subhanalloh..sangat-sangat di anjurkannya sampai-sampai Rosululloh SAW menyampaikan  

“Lakukanlah walaupun satu kali dalam seumur hidupmu”

Sumber : wawan-on.blogspot.co.id

Tata Cara Shalat Tasbih




Sholat tasbih ini boleh dilaksanakan empat rakaat sekaligus dengan satu salam, namun alangkah baiknya jika dilaksanakan dengan dua salam yaitu dua rakaat-dua rakaat jika malam hari. Dan boleh juga sholat ini dilaksanakan kapanpun siang atau malam(Terkecuali waktu-waktu yang diharamkan untuk melaksanakn sholat sunnah). Langkah-Langkah lebih jelasnya yaitu :
1.      Membaca tasbih 15 kali setelah membaca surat dan sebelum ruku’.
2.      Membaca 10 kali ketika ruku’.
3.      Membaca 10 kali ketika I’tidal.
4.      Membaca 10 kali ketika sujud pertama.
5.      Membaca 10 kali ketika duduk diantara dua sujud.
6.      Membaca 10 kali ketika sujud kedua.
7.      Membaca 10 kali ketika bangun dari sujud kedua pada rakaat pertama dan ketiga ketika duduk untuk istirahat sebelum berdiri dan pada rakaat kedua dan keempat dibaca ketika sebelum Tasyahud(Takhiyat).
Jadi bacaan tasbih pada setiap rakaat adalah 75 kali. Dan dilakukan empat rakaat maka total 300 kali tasbih.
Kawanku yang budiman, semoga kita semua yang hadir disini merupakan Ummat yang Cinta kepada Rosululloh SAW, dengan melaksanakan apa yang telah dilakukan Rosul dan kelak mudah-mudahan kita akan bertemu Rosululloh di Surga. Karena besok di hari kiamat Alloh akan mengumpulkan orang-orang dengan apa yang diCintainya.

Sumber : wawan-on.blogspot.co.id

KEISTIMEWAAN TASBIH



1. Kalimat yang paling dipilih Allah swt

Suatu kali Rasulullah ditanya apakah ucapan yang paling unggul? Rasulullah menjawab,
مَا اصْطَفَى اللهُ لِمَلاَئِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ

‘Yang dipilih Allah swt terhadap para malaikat-Nya dan hamba-Nya adalah ucapan: Subhanallahi wa bihamdihi’ (Riwayat Muslim)

2. Memberatkan timbangan amal

Rasulullah bersabda,
كَلِمَتَانِ خَفِيْفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ثَقِيْلَتَانِ فِى الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ

‘Ada dua kalimat yang keduanya ringan diucapkan di lidah namun memberatkan timbangan amal dan keduanya disukai oleh ar-Rahman, yaitu: Subhanallahi wa bi hamdihi subhanallahil azhim’ (Riwayat Bukhari dan Muslim)

3. Menghapus dosa yang banyak

Rasulullah bersabda,
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ أَكْثَرَ مِنْ زَبَدِ الْبَحْرِ

Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallahi wa bi hamdihi 100x maka Allah dihapuskan kesalahan meskipun kesalahannya itu sebanyak buih lautan’ (Riwayat Bukhari dan Muslim)

4. Punya perkebunan kurma di surga
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ غُرِسَتْ لَهُ نَخْلَةٌ فِى الْجَنَّةِ

‘Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallahil azhimi wa bi hamdihi, maka ditanamkan baginya satu pohon kurma di surga’ (Riwayat at-Tirmidzi)

5. Terhindar dari kesedihan dan penyakit-penyakit berat (misal: stroke)

Suatu kali Qabishah al-Makhariq mendatangi Rasulullah dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, ajarkan aku beberapa kalimat (ucapan) yang dengannya Allah memberi manfaat kepadaku, karena sungguh umurku sudah tua dan aku merasa lemah untuk melakukan apapun’. Lalu Rasulullah berkata, ‘Adapun untuk duniamu, maka ketika engkau selesai shalat Shubuh, maka ucapkanlah tiga kali:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Jika engkau membacanya, maka engkau terhindar dari kesedihan, kusta (lepra), penyakit biasa, belang, lumpuh akibat pendarahan otak (stroke)…’ (Riwayat Ibnu as-Sunni dan Ahmad)

6. Senjata menghadapi persoalan besar

Diriwayatkan dari Abu Hurayrah, bahwa jika Rasulullah menghadapi persoalan penting, maka beliau mengangkat kepalanya ke langit sambil mengucapkan: Subhanallahil azhim, dan jika beliau bersungguh-sungguh dalam berdoa, maka beliau mengucapkan: Ya hayyu ya qoyyum (Riwayat at-Tirmidzi)

7. Senjata menghadapi krisis pangan

Rasulullah bersabda,
طَعَامُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِي زَمَنِ الدَّجَّالِ طَعَامُ الْمَلاَئِكَةِ: التَّسْبِيْحُ وَالتَّقْدِيْسُ، فَمَنْ كَانَ مَنْطِقُهُ يَوْمِئِذٍ التَّسْبِيْحَ أَذْهَبَ اللهُ عَنْهُ الْجُوْعَ

‘Makanan orang beriman pada zaman munculnya Dajjal adalah makanan para malaikat, yaitu tasbih dan taqdis. Maka barangsiapa yang ucapannya pada saat itu adalah tasbih, maka Allah akan menghilangkan darinya kelaparan’ (Riwayat al-Hakim)

Sumber : ilmuamalan.blogspot.co.id

Minggu, 15 Mei 2016

Keutamaan Bulan Sya'ban






SUATU waktu sahabat Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah saw.: “Wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain Ramadhan) kecuali pada bulan Sya’ban? Rasulullah saw. menjawab: “Itu bulan dimana manusia banyak melupakannya, yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Di bulan itu segala perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa”. (HR. Abu Dawud dan Nasa’i).
Dalam Riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Sayyidatina Aisyah r.a. berkata: “Aku belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyempurnakan shaum selama satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat beliau memperbanyak shaum dalam satu bulan kecuali pada bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari No. 1833, Muslim No. 1956).
Dilain tempat beliau (sayyidatina Aisyah r.a.) juga berkata: “Suatu malam Rasulullah saw. shalat, kemudian beliau bersujud panjang sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah saw. telah diambil. Karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah saw. selesai shalat beliau berkata: “Hai Aisyah engkau tidak dapat bagian?”. Lalu aku menjawab: “Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah saw. telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama”. Lalu beliau bertanya: “Tahukah engkau, malam apa sekarang ini”. “Rasulullah yang lebih tahu”, jawabku. Beliau pun berkata: “Malam ini adalah malam nisfu Sya’ban, Allah mengawasi hamba-Nya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan menyingkirkan orang-orang yang dengki.” (H.R. Baihaqi dari Ala’ bin Harits).
Jika kita cermati, beberapa riwayat diatas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita akan keutamaan-keutamaan bulan Sya’ban. Dikatakan bahwa bulan Sya’ban ialah bulan dimana amal-amal perbuatan manusia diangkat ke hadirat Tuhan penguasa alam. Bulan Sya’ban juga merupakan bulan dimana Allah swt. -saat malam pertengahan bulan Sya’ban- mengawasi hamba-hamba-Nya (adakah diantara mereka yang mendirikan qiyamul lail saat itu), memaafkan mereka yang memohon ampunan, mencurahkan kasih saying bagi mereka yang mengharapkannya dan menyingkirkan hamba-hamba-Nya yang bersifat pendengki.
Dan jika mau kita cermati beberapa riwayat diatas, ada dua hal yang biasa atau setidaknya pernah dilakukan rasulullah saw. di bulan Sya’ban yaitu memperbanyak berpuasa serta ber-qiyamul lail (mendirikan shalat) pada malam pertengahan bulan Sya’ban.
Memperbanyak berpuasa merupakan amaliah yang sangat gemar dilakukan Rasulullah saw. di bulan Sya’ban. Maksud memperbanyak disini bukan berarti beliau melakukannya sebulan penuh akan tetapi beliau sering mengisi hari-hari di bulan Sya’ban dengan berpuasa.
Di samping menganjurkan berpuasa di bulan Sya’ban, Rasulullah saw. juga melarang umatnya berpuasa jika hal tersebut dilakukan sehari atau dua hari sebelum bulan sya’ban berakhir. Sebagaimana sabda saw. : “Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari sebelumnya kecuali orang yang terbiasa berpuasa maka puasalah.” (HR. Bukhari No. 1983 dan Muslim No. 1082 dari Abu Hurairah).
Dalam hal ini Imam Nawawi dalam kitab Majmu’nya mengatakan bahwa apabila puasa sehari atau dua hari tersebut memiliki sebab atau merupakan kebiasaan dia berpuasa, seperti puasa dahr (puasa satu tahun penuh), puasa nabi daud (satu hari puasa satu hari berbuka) atau puasa senin-kamis maka maka hal tersebut di bolehkan. Namun jika tidak, maka hal itu terlarang.
Adapun tentang qiyamul lail, meskipun apa yang diriwayatkan Imam Baihaqi bersifat mursal (kurang valid), namun hal ini tidak mengurangi akan keutamaan bulan Sya’ban melihat banyak riwayat sahih lainnya yang menunjukkan keutamaan bulan tersebut. Jadi, adalah mulia jika malam nisfu Sya’ban diisi dengan memperbanyak ibadah shalat, zikir, membaca al Qur’an, berdoa atau bermacam kegiatan positif lainnya
Waba’du, marilah kita manfaatkan kesempatan mencicipi bulan yang penuh keutamaan ini dengan memperbanyak ibadah puasa atau amal shalih lainnya. Selain sebagai manifestasi pendekatan diri kepada Allah swt. (taqarruban ilallah), puasa juga bisa menjadi ajang pemanasan dalam menghadapi bulan Ramadhan yang didalamnya diwajibkan berpuasa. Jika seseorang terbiasa berpuasa sebelum Ramadhan, maka ia akan lebih terbiasa, lebih kuat dan lebih bersemangat dalam menunaikan puasa wajib di bulan Ramadhan. [ppi maroko]
Sumber: islampos